Nonsense

Ketika kau lelah, tak usah katakan itu lelah,

Ketika yang lain bersandar tak usah ikut bersandar.

Duduklah dengan tenang,

Berdirilah dengan perlahan.

 

Jika masih ada benteng yang menghalangi,

Mengapa tidak membuka untuk mengetahui sesuatu yang baru?

Sesuatu yang tepat jatuh diddepan mata,

Bayangnya tak jauh keatas atau kebawah.

 

Jika sesuatu yang merusak muncul dalam 1 kesalahan,

Begitu cepat runtuhan yang akan menghancurkan,

Jika semua ketenangan masih ada,

Jangan hilangkan itu hanya untuk sesaat saja.

 

Luka pada hati yang kecil,

Jangan dibiarkan begitu saja,

Jika ia telah menjadi besar,

Tutupi saja dengan kain yang lebih halus,

Jika ia membuka semakin lebar,

Coba usapkan dengan sesuatu yang bersifat mengobati,

Jika masih saja ia menderita,

Coba bukakan pintu hatinya dengan senyuman.

 

Jika semua masih tak dirasa,

Apakah penyebab hati yang mengeras,

Goresan luka yang meninggalkan bekas,

Akankah dengan mudah hilang?

 

Jika kata tak lagi bermakna,

Jika sikap tak lagi berarti?

Apalah arti dari pengganti?

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Sunday, September 2, 2012 at 8:10pm

Umur siapa yang Tau?

Kapan terbayang,

Kapan menghilang,

kapan menjadi nyata,

Kapan dalam khayalan.

 

Maukah menjadi orang terbuang?

Menyesali sesuatu tanpa berjuang?

 

Pengorbanan ibarat tiada guna,

Jika kita tak menghargai.

 

Seberapa besar perhitungan,

Takkan terganti tanpa amalan.

 

Hati yang suci bersihkan iman,

Dalam keterlampauan tanpa disadari.

 

Melukai dengan keegoisan,

Melihat senyuman, dengan kutukan.

 

Tuhan,

Jika engkau ambil dia,

Buat ia dalam keadaan tersenyum,

Jika ia dalam dekapan,

Buatkan ia kebahagiaan yang dalam,

Jika ia dari kejauhan,

Dekatkan hati tanpa terluka.

 

Perjalanan pulang siapa hendak mengetahui,

Semua tanpa adanya perkiraan,

Takdir, Kodrat, Umur takkan pernah tau entah sampai dimana.

 

Dalam himpit dunia,

Bukan suatu asa yang tersimpan,

Namun suatu lukisan indah dihadapan.

 

Just keep smiling it’s free 🙂

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Tuesday, September 4, 2012 at 8:34pm

TAOISME

Tao yang dapat disuarakan bukanlah Tao yang abadi.

Nama yang dapat diungkapkan bukanlah nama yang abadi.

Tidak bernama adalah awal surga dan bumi.

Yang bernama adalah Ibu dari sepuluh ribu sesuatu.

Renungkan ke”Tiada”-an untuk melihat misterinya.

Renungkan ke “Berada”-an untuk melihat manifestasinya.

Keduanya datang dari sumber yang sama tetapi mempunyai nama yang berbeda.

Dari segala sesuatu yang dalam, mereka adalah yang terdalam.

Gerbang semua misteri.

Kebijakan tertinggi bagaikan air,

Menguntungkan sepuluh ribu sesuatu tanpa berjuang.

Mengalir di tempat rendah yang ditolak manusia.

Jadi sifat alaminya seperti Tao.

Ia tinggal dimana saja.

Dalam meditasi, ia tenang seperti air.

Dalam berhubungan, baik hati.

Dalam berbicara, jujur.

Dalam memerintah, Adil.

Dalam berbisnis, Lihai.

Dalam bertindak, mengikuti irama.

Orang seperti ini bertindak tanpa berjuang,

Menjadi harmoni dengan kedamaian.

 

Lao Tzu, Tao Te Ching-

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Wednesday, September 12, 2012 at 8:37am

Lupakan saja.

Apa kau kira sesuatu akan lebih mengerikan dari sesuatu yang bisa kalian bayangkan?

Sedang pada nyatanya bukan itu yang aku harapkan.

Kau ketakutan dengan segala ancaman yang berada dalam benak yang kau bayangkan?

Aku tak berfikir bahwa sesuatu itu akan baik tanpa ada masa yang lebih tepat.

 

Kau kira semua ini hanya sebuah permainan yang tak pernah kamu fikirkan.

Yang pada nyatanya aku tak berfikir ini sesuatu yang penting untuk aku fikirkan..

Urusi saja dengan urusanmu karna aku sesungguhnya tak perduli..

Semua itu hanya semu yang kau kira ini hanya sebuah eksistensi diri tanpa peduli aku tak perduli..

 

Urus saja kepentingan mu jika itu penting bagimu..

Ketika apa yang aku harapkan tak terbantahkan dengan apa yang menggores pada sebagian tubuh..

Itu semua hanya sebuah alunan nada yang tertolak dengan segala benturan.

Tanpa kau pernah lihat bayang nyata dihadapan..

 

Kau buta oleh segala benak yang tersilaukan,

Samar oleh segala pandangan yang menggelapkan.

Bukalah mata itu jika kau mau melihat kebenaran nyata yang lebih tepat adanya.

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Friday, September 14, 2012 at 3:11pm

Semilir, Semerbak angin Surga

Semua ini hanya sementara, dan pemberitaan menyenangkan pun akan cepat berganti…

Lihat dan saksikan, semua berubah secepat apapun mengganti..

Tuhan mengetahui apa yang tidak kita ketahui,

Dan Tuhan maha Adil atas segala yang dikehendaki…

 

Berbalaslah sesuatu apa yang kita kerjakan,

Bernilailah sesuatu yang kita lakukan,

Tak ada yang sia-sia, kecuali kita sendiri yang menginginkan itu sia-sia…

Apapun yang terjadi semoga menjadi berkah,

Apapun yang diberi, semoga masih bisa disyukuri..

 

Apa yang harus diusahakan, semoga bisa dikerahkan,

Apa yang sulit dilakukan semoga diberi jalan kemudahan.

Ridhai, restui segala jalannya, mudah2an dilancarkan segala urusannya..

Amin..amin..amin ya rabbalalamin.

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Thursday, September 20, 2012 at 11:29am

Gila penghargaan dan Penghormatan.

Rasanya terlalu berlebihan untuk setiap saat ingin orang lain mengagungkan.

Entah itu karna pangkat, drajat, kekayaan atau kedudukan.

Batasan yang mereka tinggikan.

 

Coba fikirkan.

Untuk apa semua itu?

Hanya ingin dilihat LEBIH dari yang lain.

Buat saya itu ga berarti sama sekali kalau memang semua orang sudah saling mengerti.

bahwa keutamaan untuk bermasyarakat, bersosialisasi bukanlah demi penghargaan tapi melainkan saling menghargai.

 

Buat apalah kita dipandang tinggi untuk kepintaran,

Menyombongkan dengan kesombongan, keagungan.

Meremehkan orang bersandiwara seolah diri paling benar.

 

Coba tengok sebentar.

Apa mereka menginginkan semua itu dengan kerendahan?

Kamu merasa diri paling tinggi,.

Merendahkan orang padahal mereka sangat menghargai kamu dengan keadaan apapun.

Ya mereka sangat senang dengan kamu yang apa adanya. Bukan ADA APANYA.

 

terus kamu melihat bahwa candaan mereka tak sepantar dengan dirimu.

Apa itu pantas.?

Ya sadarkan diri aja,

Kalau mereka ga bisa selevel dengan kamu, ya hargailah mereka dengan memaklumi kebiasaanya, jika itu masih berada dibatas kewajaran, BUKAN Kurang Ajar.

Orang kan macem2, ya anggap santai ajalah,

ga usah apa2 dianggap seserius yang bakal berefek panjang.

Efek panjang itu memang ada tapi kan tetap saja,

Tak selalu siapa yang berhubungan dengan kita, tau dan mengerti siapa kita..

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Thursday, October 18, 2012 at 1:16am

Akhir kelanjutan sebuah cerita.

Menghentikan semua,

Seolah sesuatu yang tiada akhir.

Kejutkan semua,

Dengan semua bombastis.

 

Tapi sayang, akhir cerita belum sanggup diduga,

Habis prakira tanpa logika.

Kalah dalam suatu perang melawan hina.

 

Tiada upaya untuk melawan,

Malah menarik diri jauh semakin dalam.

Tak terpedaya semua cerita,

Hangus ditelan asa tanpa rasa.

 

Nanggung,

Semua serba nanggung.

Berhenti disatu persimpangan,

Yang arahnya belum jelas ditemukan.

 

Kemudian bertanya,

Tapi sayang terlalu jauh untuk tersesat.

Ketinggalan jejak,

Melepas tanda.

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Monday, October 22, 2012 at 10:52pm

Sedikit aja belajar mendengar.!

Yang keras kepala,

Yang bebal sm tanya,

Yang anti sm nasihat,

Yang enggan buat denger.

 

Coba deh, sdkt buka kupingnya,

Ga usah diintrogasi sblm denger,

Ga usah kasih judgment yg blm pasti,

Ga usah bikin kesimpulan sblm lengkap dengernya.

 

Kalo gak mau terima, ya anggap aja angin lalu,

Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan..:)

Dari pada so gak mau denger,

Orang kan cuma butuh didenger.

 

Mau ngomong apa kek,

Mau jelasin apa kek, Mau ngelak apa kek,

Ya dengerin dulu aja deh,

Sedikit menyenangkan hati orang lain..hoho

 

Akhirnya mana yang bisa dicerna,

Mana yang bisa disaring,

Pilih Yang perlu2 aja,

Ga usah semua dimasukin akal,

Dijejalin sm bagian hal2 yg gak penting.

Cuma ngerusak otak yang positif 😀

Atau memang harus sedikit bermain sulap,

Yang negatif jadiin positif.

Hehe, hebat2 lu-nya aja itu mah..:D

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Sunday, 15 July 2012 at 20:48

Membuat kesan marah :D

Itu kesenangan,

Apa emang itu dibilang kelakuan setan?

gua gak tau,

Yang salah tetaplah salah,

Yang benar tetaplah benar.

 

Apa itu sebuah kemutlakan?

Antara benar dan salah yang tak pernah diragukan.

Dalam lelah melangkah,

Tak sedikit terbesit untuk menarik kembali.

 

Itu semua peristiwa,

Kebebasan memimpin,

Berjiwa kebebasan..

Freedom of my life..

 

Cukup menyebalkan dengan setiap penilaian yang salah,

Cukup menyenangkan dengan fenomena nyata,

Keberadaan itu jelas ada,

Dibangkitkan kembali gak akan mungkin,

Itu lah penuh warna,

Hanya memberi pelajaran,

Sampe puas terlontarkan.

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Wednesday, 25 July 2012 at 07:40

Bayangan penganggu tetaplah pengganggu

Ada berbagai alasan untuk disamarkan,Tapi cukup terang untuk diketahui,Bahwa sesuatu tak pernah bisa disamakan,

Mereka semua punya perjalanan yang begitu menakjubkan..

 

Terlalu awal untuk memangkas cerita,

Semua kejadian tetaplah tanpa perencanaan..

Itu hanya gambaran ilusi bawaan yang tetap saja tak pernah diharapkan..

 

Menyalahkan keadaan tentang kehadiran,Itu tak membuahkan hasil yang lebih baik tanpa ada perubahan,

Mengubah sesuatu yang baru atau akan dilakukan,

Lebih baik menggeser daripad tetap terdiam dan dihancurkan..

 

Kekekalannya ga bisa diprediksikan,

Sampai kapan keberaniannya untuk menantang..

Bukan tantangan yang sebenarnya,

Tapi itu hanya tatanan kedewasaan untuk menerima.

 

Penerimaan itu terlalu amat dan tak mau untuk disatukan,

Penolakan itu yang hanya membuat sesuatu semakin dibutakan,

Tak nampak beberapa jalan untuk beberapa saat,

Tapi tak juga sama ketika semua berdiri hanya untuk perlahan..

 

Percuma berusaha sekeras hati tanpa pernah sepenuh hati..

Jiwa yang hancur hanya pada setengah badan,

Terlalu mudah diruntuhkan tanpa kesungguhan,

Bukan pula itu yang diinginkan.

 

Keinginan atau kebutuhan,

Gak berimabas balik pada suatu harapan,

Kuncup yang akan mengembang,

Terlalu lemah bertahan setelah terinjak dengan perlahan..

 

Mengerti semua tak dimaksudkan untuk keburukan,

Tetap saja tak ada penerimaan yang akan dibukakan.

Pintu itu masih saja tertutup untuk mengucapkan selamat datang,

Sampai setengah perjalanan atau seperempat abad yang akan dilalui tetaplah menjadi sebuah penyesalan bila masih saja diteruskan..

 

Kebaikan itu bukan untuk diri secara pribadi.

Keuntungan itu hanya berpihak pada yang dituju..

Dan itu bukan sesuatu untuk yang lain.

Hanya demi membukakan sebuah kewenangan kekuasaan.

 

Batasannya terlalu sempit,

Bahkan tak ada batasan untuk dilanjutkan,

Terus saja menggerus tanpa pernah disadarkan,

Tak sempat untuk bicara atau memang enggan bahkan tak mau mendengarkan..

 

Cukup sudah untuk dihentikan,

Mengubah setiap jalan yang tak pernah diselesaikan..

Ini masih belum usai selama perjalanan kehidupan belum dimatikan,

Lampu otomatis, menyala atau redam tak ada yang perdulikan..

 

Perduli apa perduli,

Itu semua hanya omong kosong kesesatan,

Yang jelas ada dalam benak,

Kebaikan persahabatan yang terpaksa dibuat semakin memburuk,

Membicarakan yang tak sepantas, atau selayaknya diperbincangkan,

Masih saja mengutuk kesempurnaan disamping kedermawanan.

 

Keberhasilan itu hanya sebuah genggaman pasir yang sekejap merembas masuk dalam celah2..

Seolah lorong waktu yang tetap akan terkikis habis atau bahkan tak diketahui sampai kapan sebuah akhiran.

Penantian, gambaran yang dirusakkan,

Gak bisa dikembalikan seperti pada semula kemenangan..

 

Kehadirannya tetap saja mengganggu dalam setiap gerak,

Hak dan Kewajiban yang tak lagi tampak untuk didapatkan atau bahkan dinantikan.

Itu semua sudah buyar untuk beberapa masa.

Perimbangan yang terlalu berat untuk disamakan.

 

Tetap saja kebencian kehadiran tak bisa menggantikan pada apa yang telah dogariskan,

Mengubah semua paradigma dalam kedewasaan,

Untuk selalu dan menyerah pada keadaan, memenangkan isi hati yang tak pernah bisa dibanggakan.!

 

by Dieni Mulyasari (Notes) on Tuesday, 31 July 2012 at 16:38