Turn On..

Switch back…
Compass signal
To determine the pace
Back at a crossroads
To true happiness…

 

Believe in god
Keep secret the hidden
To look for the truth
When we really forgotten and disadvantaged…

Bagaimana mendengarkan panggilan jiwa?

Siapa yang akan tersentuh?

Siapa yang akan mengeluh?

Siapa yang akan marah?

Siapa yang akan pasrah?

 

Panggilan jiwa?

Dimanakah ia ada?

Apakah panggilan hati karna gemuruh?

Atau karna suatu panggilan yang telah ada pada penuturnya?

 

Panggilan jiwa?

Bagaimana diri lebih peka terhadap sesuatu,

Dalam Sensor diri yang lebih sensitif atau bahkan sesuatu itu diberi untuk dinikmati?

Bukan melucuti diri pada kehidupan yang sementara,

 

Menerima apa yang diberi dan merasa cukup untuk puas diri?

Terlalu dangkal untuk merasa bangga,

Karna selalu ada hal yang kurang pada setiap yang terjadi?

Selalu membuat evaluasi dan memperbaiki.

 

Bagaimana kadar kesadaran seseorang akan naik dan turun?

Mempengaruhi diri pada imajinasi yang berkembang,

Dengan segala aplikasi yang dibuat?

Bukan hanya imajinasi sebagai ilusi.

 

Tapi perkembangan realisasi untuk sesuatu yang baru?

Baru tak selalu benar baru.

Baru pada hal sesuatu yang kasat mata, atau sesuatu yang jelas tampak?

Entahlah semua akan ada pada panggilan diri,

Mengikuti suatu pertunjukan permainan dan bermain untuk mengambil peran,

Atau hanya sebagai penonton yang hanya terdiam tanpa pergerakkan.

Menikmati Ritme Kehidupan

Perubahan itu tetap ada mau dirasa atau ngga..

Dentuman keras pada setiap detik yang berlalu.

Akan merasakan perubahan itu sebagai satu sisi yang mendorong untuk maju,

Atau menggerakan diri jauh tertinggal kebelakang.

 

Membiarkan sesuatu berlalu dengan kesempatan yang ada atau membiarkan waktu terus berlalu tanpa ada perubahan.

Ketakutan dan Kecemasan dijadikan suatu pemacu cambuk untuk semangat atau mendorong diri pada kemalasan dan membiarkan sesuatu berlalu tanpa ada aksi untuk menghadapi.

 

Semuanya tentang sebuah pilihan bukan?

Atau keharusan?

Bagaimana diri dapat dan mampu bertahan dalam setiap situasi?

Ya pandai-pandai kita membawa diri dan menyamankan diri pada setiap kondisi,

Untuk menanjak naik pada perbaikan atau penurunan kualitas diri.

Isn’t Right?

Feeling in Different Way..

You know when u say..”I Hate”

Sometimes U can be Like..

Oh My… Something new,

Something in Defferent Way..

 

When something,

U think. I never to do that..

When that time, some reason and the world will write u say..

So, keep be carefull with ur tongue or because everhing happen can be happen just be happen?

Yang Sementara Lebih Sulit Dimengerti.

Yang sementara, itu belum pasti.

Apakah ada didunia ini suatu kepastian mutlak?

Sesuatu yang terus berubah, tanpa pernah mengetahui bagaimana arus kan membawa?

 

Kita tau, Kita mau, Tapi suatu jalan sudah pasti akan dimudahkan?

Belum tentu bukan?

Suatu keinginan, Suatu pencapaian, Tanpa ada Pengertian.

 

Menyerah pada satu sisi,

Belum usai pada Hal yang berbasis dengan keindahan.

Sesuatu yang indah..

Wujud alamikah atau hanya imajinasi sementara?

Kesuksesan dan Kesenangan Berbanding Lurus atau Terbalik?

Siapa yang gak mau sukses?

Siapa yang gak mau senang?

 

Semua orang mungkin ingin keduanya tercapai dalam bersamaan.

Tapi apa semua itu mungkin?

Kesuksesan gak akan ada tanpa kerja keras.

Kerja keras apakah akan menghasilkan suatu kesenangan?

Ya tentu bagi orang yang senang bekerja keras, Kalau yang tidak?

 

Bagaimana sesuatu bisa dinikmati secara bersamaan?

Seseorang yang fokus pada tujuan,

Lurus menghadap kedepan, dan tak melihat seluruh pemandangan.

Apakah dunia cukup menarik untuk ditinggalkan?

 

Gemerlap kesenangan melenakan kesuksesan.

Batasan terhadap kesenangan dan kesuksesan.

Adakah sesuatu yang lebih menarik selain kedua hal yang bisa didapatkan secara bersamaan?

 

Kesenangan hanya menjadi pilihan untuk menikmati.

Sedang pada masanya kesenangan gak akan selalu sama atau berbanding lurus dengan kesuksesan,

Apa ada orang yang tidak senang dengan kesuksesan?

Tentu ada bagi orang yang buruk hati, yang tidak menyenangi kesuksesan yang terjadi pada orang lain?

Perputaran poros pada jalur yang baik atau benar?

 

Lebih baik memilih kesenangan atau Kesuksesan?

Kepribadian Ganda

Mungkin tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami masalah kepribadian ganda. Sebelum abad ke-20, gejala psikologi ini selalu dikaitkan dengan kerasukan setan. Namun, para psikolog abad ke-20 yang menolak kaitan itu menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD). Berikutnya, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai, gejala ini diberi nama baru, Dissociative Identity Disorder (DID).
DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.

Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.

Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).

Disosiasi
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman seperti ini: Ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali.Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata “Nggak nyambung!”.

Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung.

Dalam kasus DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar “nggak nyambung”.

Proses terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.

Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.

Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.

Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami “out of body experience” yang membuat ia “terlepas” dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.

Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.

Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.

Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.

Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.

Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.

Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.

Ciri-ciri pengidap kepribadian ganda
Ketika membaca paragraf-paragraf di atas, mungkin kalian segera teringat dengan salah seorang teman sekolah kalian yang suka mengubah-ubah penampilannya. Bagi kalian, sepertinya ia memiliki identitas yang berbeda.

Atau mungkin kalian teringat dengan salah seorang teman kalian yang biasa tersenyum, namun secara tiba-tiba bisa dikuasai oleh emosi. Ketika amarahnya meledak, kalian bisa melihat wajahnya tiba-tiba berubah menjadi seperti “serigala”. Bagi kalian, sepertinya identitas baru yang penuh amarah telah menguasainya.

Apakah mereka pengidap DID?

Bagaimana cara kita mengetahuinya?

Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.

Misalkan teman kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Edward. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Edward, maka ia bukan penderita DID.

Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat empat ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat empat ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda.

Ciri-ciri tersebut adalah:

  1. Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.
  2. Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).
  3. Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.
  4. Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.

Dari empat poin ini, poin nomor 3 memegang peranan sangat penting.

98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa.

Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya.

Mereka mengajukan argumennya berdasarkan pada kasus Sybill yang ternama.

Kasus Sybil Isabel Dorsett
Salah satu kasus paling terkenal dalam hal kepribadian ganda adalah kasus yang dialami oleh Shirley Ardell Mason. Untuk menyembunyikan identitasnya, Cornelia Wilbur, sang psikolog yang menanganinya dan menulis buku mengenainya, menggunakan nama samaran Sybil Isabel Dorsett untuk menyebut Shirley.Dalam sesi terapi yang dilakukan oleh Cornelia, terungkap kalau Sybil memiliki 16 kepribadian yang berbeda, diantaranya adalah Clara, Helen, Marcia, Vanessa, Ruthi, Mike (Pria), Sid (Pria) dan lain-lain. Menurut Cornelia, 16 identitas yang muncul pada diri Sybil berasal dari trauma masa kecil akibat sering mengalami penyiksaan oleh ibunya.

Kisah Sybil menjadi terkenal karena pada masa itu kelainan ini masih belum dipahami sepenuhnya. Bukunya menjadi best seller pada tahun 1973 dan sebuah film dibuat mengenainya.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya, keabsahan kelainan yang dialami Sybil mulai dipertanyakan oleh para psikolog.

Menurut Dr.Herbert Spiegel yang juga menangani Sybil, 16 identitas yang berbeda tersebut sebenarnya muncul karena teknik hipnotis yang digunakan oleh Cornelia untuk mengobatinya. Bukan hanya itu, Cornelia bahkan menggunakan Sodium Pentothal(serum kejujuran) dalam terapinya.

Dr.Spiegel percaya kalau 16 identitas tersebut diciptakan oleh Cornelia dengan menggunakan hipnotis. Ini sangat mungkin terjadi karena Sybil ternyata seorang yang sangat sugestif dan gampang dipengaruhi. Apalagi ditambah dengan obat-obatan yang jelas dapat membawa pengaruh kepada syarafnya.

Kasus ini mirip dengan penciptaan false memory dalam pengalaman alien abduction yang pernah saya posting sebelumnya.

Pendapat Dr.Spiegel dikonfrimasi oleh beberapa psikolog dan peneliti lainnya.

Peter Swales, seorang penulis yang pertama kali berhasil mengetahui kalau Sybil adalah Shirley juga setuju dengan pendapat ini. Dari hasil penyelidikan intensif yang dilakukannya, ia percaya kalau penyiksaan yang dipercaya dialami oleh Sybil sesungguhnya tidak pernah terjadi. Kemungkinan, semua ingatan mengenai penyiksaan itu (yang muncul karena sesi hipnotis) sebenarnya hanyalah ingatan yang ditanamkan oleh sang terapis, Cornelia Wilbur.

Jadi, bagi sebagian psikolog, DID tidak lain hanyalah sebuah false memory yang tercipta akibat pengaruh terapi hipnotis yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tidak ada bukti kalau pengalaman traumatis bisa menciptakan banyak identitas baru di dalam diri seseorang.

Menurut Dr.Philip M Coons:

“Hubungan antara penyiksaan atau trauma masa kecil dengan Multiple Personality Disorder sesungguhnya tidak pernah dipercaya sebelum kasus Sybil”

Pengetahuan mengenai kepribadian ganda banyak disusun berdasarkan kasus Sybil. Jika kasus itu ternyata hanya sebuah false memory, maka runtuhlah seluruh teori dissosiasi dalam hubungannya dengan kelainan kepribadian ganda. Ini juga berarti kalau kelainan kepribadian ganda sesungguhnya tidak pernah ada.

Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan saya percaya kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?

Misteri Dalam DID
Misalnya, ketika sebuah identitas muncul, perubahan biologis juga muncul di dalam tubuh sang pengidap. Kecepatan detak jantungnya bisa berubah, demikian juga suhu tubuhnya, tekanan darah dan bahkan kemampuan melihat.

Lalu, identitas yang berbeda bisa memiliki reaksi yang berbeda terhadap pengobatan. Kadang, pengidap yang sehat bisa memiliki identitas yang alergi. Ketika identitas itu menguasainya, ia benar-benar akan menjadi alergi terhadap substansi tertentu.

Lalu, misteri lainnya adalah yang menyangkut kasusBilly Milligan yang dianggap sebagai kasus DID yang paling menarik. Kisah hidupnya pernah dituangkan ke dalam sebuah buku berjudul “24 wajah Billy”.Billy adalah seorang mahasiswa yang dihukum karena memperkosa beberapa wanita. Dalam sesi pemeriksaan kejiwaan, ditemukan 24 identitas berbeda dalam dirinya.

Identitas yang mengaku bertanggung jawab atas tindakan pemerkosaan itu adalah seorang wanita. Identitas lain bernama Arthur yang merupakan orang Inggris dan memiliki pengetahuan luas.

Dalam interogasi, Arthur ternyata bisa mengungkapkan keahliannya dalam hal medis, padahal Billy tidak pernah mempelajari soal-soal medis. Menariknya, Arthur ternyata lancar berbahasa Arab. Bahasa ini juga tidak pernah dipelajari oleh Billy. Identitas lain bernama Ragen bisa berbicara dalam bahasa Serbia Kroasia. Billy juga tidak pernah mempelajari bahasa ini.

Bagaimana Billy bisa berbicara dalam semua bahasa itu jika ia tidak pernah mempelajarinya?

Misteri ini belum terpecahkan hingga hari ini.

Kecuali tentu saja kalau kita menganggap Billy hanya mengalami kasus kerasukan setan dan tidak menderita DID.

Semua Indah pada Waktunya

Allah yang menggerakkan isi hati.

Allah yang Maha berkehendak.

Ketika hati tiada sadar berucap.

Dalam bayang Engkau memberi arah.

Ucapkan pada hati yang tiada dusta

Katakan diri mana Kebenaran & Pembenaran

Dalam jiwa yang bergemuruh sepi.

Engkau yang  Maha menunjukkan isi hati.

Cintai seseorang dalam keyakinan.

Dalam paras penuh pasrah,

Berikan diri kebaikan di dunia dan akhirat.

Siapakah yang mempertemukan?

Siapakah yang memisahkan?

Membiarkan diri bukan pada rasa iba.

Atau paras diri yang suci.

Isi hati siapa yang mengetahui?

Kesadaran jiwa & pikiran pada Ketabahan.

Kesungguhan diri dipertaruhkan.

Ilmu yang akan menentukan.

Terlalu Naif untuk Bicara.

Standar Kebaikan dan Keburukan.

Siapa yang mengikuti?

Aturan mana yang akan diikuti?

Perkiraan nafsu atau sesuatu dengan penuh logika?

 

Keterukuran sesuatu yang bisa diperhitungkan.

Melangkan dengan kepastian.

Keajaiban jenaka atau Kecelakaan sempurna?

Siapa yang dapat memilih?

 

Sesuatu yang menunjukkan.

Menuntunkan kebaikan?

Atas dasar pembawaan diri atau dengan niat abadi?

Adakah niat abadi tanpa berubah dengan situasi?

Atau kebajikan diri dengan mendewakan Kedewasaan diri?

 

Penghadapan diri pada sidang nanti atau Penghadapan diri terhadap sidang dihadapan makhluk yang bernyawa atau tak bernyawa?

Kesadaran diri atau ketiadaan kesadaran atas suatu wujud yang kekal abadi?