Sesempurna apa, manusia yang suka menghina????

Hebat bener ya..

sukanya menghina orang…

Hebat bener ya…

sukanya menjelekkan orang…

 

Hebat bener ya…

Senangnya menhardik orang…

Hebat benar ya…

Jangan kan orang lain, anak sendiri pun dianggap tiada guna…

 

Pantaslah kalau anaknya tak sesuai dengan harapan…

Tooh apa yang ada dikepala mungkin soal keburukan…

Bagaimana mungkin anak menjadi kebanggan…

Kalau anggapannya semua orang itu tak sebejus pekerjaannya…

 

Hampir lah terpengaruh…

Hampirlah sesuai dengan kebiasaanya…

Mungkin itu jarak yang jauh tapi nyatanya…

Bayangan menyebalkannya ada teruus,.,

 

Ini yang kadang berbahaya..

Memikirkan hal buruk yang orang lain, bisa jadi kita juga malah ikut melakukannya…

haaaa…jangan2 buang jauh2 persepsi tentangnya…

Mending sekalian gak tau…

 

Dari pada tau malah bikin hati tak tenang, pikiran rusak dan bisa jadi itu menurun menjadi tabiat kita juga…

Walah..walah…mesti segera dipangkas…

Yang telah terjadi tak bisa diulangi…

Menganggap ada kebaikan darinya..

 

Tapi,…
Sesuatu yang buruk lebih banyak dengan ucapannya..

Seolah ilmu kesempurnaan tentang nya dari buku2 yang ia baca, hanya sebuah uap yang menguap tiada tersisa…

Hanya sekedar..ooh beginilah sempurnanya..

untuk dikatakan bukan dipraktekkan…

 

Hasilnya???jauh berbeda donk…

Ilmu yang dipraktekkan menghasilkan…

Ilmu yang diucapkan hanya sekedar untuk memberikan penilaian bahwa kita jauh dari sempurna…

Untuk apalah jadinya/???

Menunjukkan Kekuasaan dengan Kekerasan..Are u sure???

Bangga marah untuk nunjukkin keberanian..

Bangga ngomong kasar buat nunjukkin posisi??

Bangga menghina oran untuk nunjukkin siapa kita..

Apa itu efektif…???

 

Cuma orang gila yang mau melakukan itu..

Emang efeknya panjang dengan berbuat seperti itu..?

Apa oranf respect dengan berbuat seperti itu…

Apalagi orang tua, apa anak akan nurut dengan dibuat begitu…

 

Heeeeeloooooo…

Hari gini….

Lu ketuaan kali kalo masih mau ngelakuin hal seenaknya sama orang lain..

Mungkin lu sama ortu lu diperlakukan kaya gitu juga…

Tapi gak pantes juga kalii perbuatan buruk lu mau turunin juga sama anak n’ cucu lo sendiri…

 

Susah kalii ya..klo itu udah jadi tabiat orang tua…

Gak akan bisa atau sulit untuk mengubahnya…

Yang muda cuma bisa “nerimooo”

Ya tapi mikir juga lah..Emang enak anak orang lo lakuin seenaknya..???

 

Ya ga apalah buat introspeksi diri…

Balik kekata diawal mungkin cuma orang gila yang melakukan itu..

Kalau kita sadar ya ngapain juga terlalu nanggepin orang gila…

Kesadaran yang seharusnya mendinginkan suasana…

 

Ga usahlah dendam, keki ato jadi dengki dengan kita diperlakukan seenaknya…

Namanya juga orang tua..

Bentar lagi juga………………………………………haha

Tapi umur siapa yang tau ya..yang penting kita bisa tetap membersihkan diri…

 

Well..entah sampah apa yang keluar sebagai sumpah serapah..

Anggap aja itu sampah yang sudah penuh membludah..

Tooh yang namanya sampah, ga perlu juga kan kita telan…

Lap aja deh dengan kain bersih biar kita ga ternoda..haha

bukan kita yang menggerakan..

Nyata…Perhitungan selalu sesuai dengan perbuatannya..

Pembalasan datang sesuai dengan apa yang dilakukannya..

Semua kembali pada dirinya masing2..

Ga selalu semua terbalas melalui tangan kita sendiri…

 

Allah yang akan Menambahkan..

Allah yang akan mengurangkan…

Sesuai dengan apa yang kita lakukan…

Apa yang telah kita lakukan terhadap diri sendiri ataupun orang lain…

 

Alam pun mendengarkan suaranya..

Saatnya dan ketika semua terbuka lebar..

Tak ada yang bisa melewatkan…

Apa yang dilakukan akan kembali kepada dirinya masing2…

 

Doa dan ucapan..

Bagaimana orang akan menerima atau menolak suatu ucapan..

 

Tak ada yang bisa dibanggakan..

Teramat melelahkan semuanya..

Hanya pengorbanan yang ada…

Teramat menyedihkan…

Hanya tangisan yang ada…

 

Seolah semua hanya sebuah keluhan..

Kenyataan yang mesti diterima…

Pahitnya yang hanya dirasa…

Kelelahan hati, fikiran dan seluruh kehidupan…

 

Tawa itu hanya sekedar kamuflase…

Etalase dalam kepalsuan..

Ya semuanya…

Hanya sekedar permainan semata..

 

Tanpa sabar, untuk apalah semua ini..

Tanpa sabar, untuk apalah dipertahankan…

Semuanya teramat menyebalkan..

Tak ada yang menyenangkan…

 

Hanya awal yang indah…

Sesuatu yang bersemi dengan cepat…

Bukan hanya sekedar mendapatkan kemudahan…

Inilah ujiannya..

Urusan yang mesti diselesaikan..

Satu persatu…

Semuanya mesti dilupakan..

Mengganti semua keburukan menjadi kebaikan…

Mengganti semua pikiran negatif menjadi positif…

 

Yang tak produktif…

Menjadi lebih bermanfaat..

Hanya membuang waktu untuk segala kotoran…

Membuat kepala membuncaah…

 

Saatnya melupakan semua perubahan yang merugikan…

Mungkin cuma orang gila…

Kebencian yang tersimpan…

Trauma yang terjadi..

Memang tak mudah memaafkan…

Pengaruh yang tersisa..

 

Mungkin tak terpedulikan akan sesuatu itu…

Tapi lihatlah mungkin cuma orang gila yang memperhitungkannya…

Menjelekkannya..

Berusaha menjatuhkannya…

 

Mungkin hanya orang gila yang memintanya kembali…

Mungkin cuma orang gila yang mau menghilangkannya..

Mungkin cuma orang gila yang mau menghapuskannya…

Tapi akhirnya berani pula datang kembali…

 

Mungkin cuma orang gila yang masih mau juga dihubungi…

Mungkin cuma orang gila yang masih tak punya malu…

Mungkin juga hanya orang gila yang selalu masih juga mencampuri urusan orang…

Ya hanya orang gila…tak usah lah diperdulikan..

Seandainya memaafkan itu mudah..

Kembali dengan marah…

Sulit untuk memaafkan..

Apalagi bercampur dengan kebencian..

Seolah ada trauma yang tersimpan…

 

Semestinya tak seperti ini..

Tapi ada sesuatu sebagai catatan..

Entahlah bagaimana akhirnya..

Karna terkadang sulit untuk dilupakan…

 

Benci dengan apa yang melekatnya..

Bukan dengan dirinya..

Atau mungkin sebagian dari dirinya..

Darahnya dan dagingnya..

 

Pembawaannya..

Atau yang dibawanya..

Yang melekat dengan dirinya..

Yang mempengaruhinya..

 

Alangkah menyebalkannya…

Dengan apa yang diucapkannya..

Dan semua membawa kedalam perubahan buruk..

Teramat menyebalkan dengan pengaruhnya…

Sebagian dan sebagian…

 

Semua tak akan kembali seperti yang pertama..

Mungkin dapat diperbaiki..

Tapi semua tetap tak akan sama…

Kecuali dengan komitmen diri untuk melupakannya…

 

Mungkin itupun..

Tetap akan ada banyak kemungkinan yang lain…

Segala sesuatu dapat terjadi dan berubah..

Sampai segala sesuatu tetap harus kembali padaNya

Ekspektasi terlalu tinggi…

Terlampau sesuatu itu…

Ya awalnya hanya seperti angan2 yang nyata…

Tapi sayang..

Memilih untuk terbangun dari semua dongeng indah..

 

Ya semua yang ada dalam piawainya..

Terima saja, kalau itu sudah takdirnya..

Bagaimana suatu keputusan telah dimulai..

Dan semua mesti berjalan..

 

Terkadang sulit dengan segala perubahannya..

Hanya saja, semua sudah menjadi nyata…

Inilah yang sebenarnya..

Sesuatu yang bukan hanya sekedar omong kosong belaka..

Bersyukur Tiada Pernah Ada Habisnya…

Allah yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar..

Allah yang tak pernah tertidur dengan segala pengawasannya…

Betapa mudahnya kita terjatuh..

Hanya saja dengan awal yang baik, jadilah baik…

 

Seua bergantung niatnya…

Kita pun mampu menentukan apa yang kita jalani, kita fikirkan dan kita pilih…

Hanya saja pilihan yang baik dan buruk bukan hanya sekedar ada dalam pilihan diri kita..

Tapi semua telah ditentukan oleh-Nya…

 

Kemana diri kan melangkah,

Kemana diri kan menjalani..

Semua yang baik akan kembali baik pada diri kita..

Dan semua yang buruk pun kembali atas setiap orang yang melakukannya…

 

Semua berbalaskan sama dan setimpal..

ENtah terbalaskan hari ini juga, detik ini juga atau ditangguhkan di hari kemudian..

Takutkah kita akan segala pembalasan-Nya???

Takut jika apa yang kita lakukan tak sesuai dengan anjuran-Nya,

Dan senang ketika kita mengikuti aturan-Nya..

 

Semua mesti sesuai dengan tempatnya..

Bukan malah terbalik takut ketika benar,

Dan berani di saat yang salah..

Memang tak mudah..

 

Semua membutuhkan pembiasaan..

Memulai dengan kebenaran..

Bukan hanya sekedar pembenaran2 untuk menyenangkan atau menenangkan hati ataupun diri..

Tapi utamakan keselamatan diri..

 

Keselamatan dari siksa-Nya..

Kesenangan untuk pahala-Nya..

Namun siapa kah yang menentukan apakah yang kita lakukan berdosa atau berpahala?

Semua mesti ada ilmunya..

 

Sebelum kita terseret pada sesuatu yang salah,

Dan menyebabkan diri menyesali segala sesuatunya…

Bersyukur atas waktu yang diberikan..

Bersyukur dengan kesempatan yang telah diturunkan..

 

Tak ada waktu untuk berkeluh kesah..

Hanya sekedar pemuas nafsu belaka…

Hidup kan dijalani..

Semua kan kembali…

 

-29 januari 2015, 01.31