Senja melihat,
Raga tak berdaya,
Keluar kau dari zona itu,
Menghela nafas yang dalam,
Henyutkan seluruh keluh kesah,
Benamkan diri dalam sebuah kedewasaan.
Munculkan suatu gambaran,
Bahwa kau bukan lagi yang aku kenal dulu.
Hapuskan seluruh sirat wajah itu,
Kau munculkan sesuatu yang baru,
Kau siratkan sebuah kebanggan,
Kau luluhkan semua keangkuhan,
Kau berubah menjadi seorang yang tak kukenal dulu.
Ragamu diam,
Hasratmu melambung tinggi,
Mimpimu begitu terona,
Dalam wajah diam yang tak pernah kau tunjukkan.
Sayu ku melihat,
Kau anggapku rendah,
Dimatamu kau tak berdaya,
Walau dendam menghantam jiwa,
Kubenamkan keberanianmu itu,
Kau puas menggodaku,
Jiwaku tak berontak,
Menghampiri sebuah kenistaan,
Pintu hitam melucuti seluruh kebaikan.
Angkuhmu,
Diammu penuh makna,
Tersiran kebaikan dalam raga,
Munculkan sebuah ksatria bermata dewa,
Melenyapkan seluruh kegelapan dalam cahaya yang tak pernah sirna.
by Dieni Mulyasari (Notes) on Tuesday, June 19, 2012 at 9:19pm